AKTIVITAS ANTI INFLAMASI EKSTRAK DAUN SINTRONG (Crassocephalum crepidioides) MENGGUNAKAN METODE STABILISASI MEMBRAN SEL DARAH MERAH
DOI:
https://doi.org/10.63071/7ssvc170Keywords:
ektraksi, fenolik, flavonoid, antioksidan, anti inflamasiAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan senyawa fitokimia berupa fenolik dan flavonoid yang terdapat dalam gulma utama tanaman teh, serta aktivitasnya sebagai antioksidan dan anti inflamasi. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap. Pada tahap pertama dilakukan ekstraksi menggunakan etanol terhadap tiga gulma utama yang biasa terdapat di kebun teh yaitu harendong, jonge dan sintrong. Selanjutnya ketiga ekstrak etanol tersebut analisis kandungan total fenolik dan total flavonoid. Hasil analisis menunjukkan bahwa sintrong mengandung total fenolik tertinggi yaitu 227,08±3,90 mg GAE/g diikuti oleh harendong dan jonge masing-masing sebesar 148,10±1,53 mg GAE/g dan 116,92±1,87 mg GAE/g. Hasil analisis kandungan flavonoid memperlihatkan bahwa sintrong menunjukkan nilai tertinggi yaitu 133,50±0,73 mg RE/g diikuti oleh jonge dan harendong masing-masing sebesar 111,12±0,97 mg RE/g dan 107,40±2,92 mg RE/g. Untuk memilih gulma mana yang paling potensial dilakukan pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH yang dinyatakan dengan IC50. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sintrong menunjukkan nilai IC50 terkecil yaitu 144,94±3,98 µg/ml diikuti oleh jonge dan harendong masing-masing sebesar 225,66±0,37 µg/ml dan 250,00±1,80 µg/ml. Selanjutnya ekstrak sintrong difraksinasi menggunakan pelarut air, n-heksan dan etil asetat. Fraksi yang dihasilkan analisis aktivitas anti inflamasinya. Hasil analisis menunjukkan bahwa fraksi n-heksan mempunyai aktivitas yang paling baik untuk masing-masing konsentrasi kemudian diikuti oleh ekstrak etanol, fraksi air dan fraksi etil asetat. Hasil penelitiann ini juga menyatakan bahwa efek antiinflmasi berbading lurus dengan meningkatnya konsentrasi sampel uji.